Search
Close this search box.
agrikulture-majalahmagazine-https://www.majalahmagazine.com/wp-content/uploads/2024/04/agri-majalahmagazine.jpg

Menelusuri Jejak Sebuah Apresiasi: Perjalanan Rilisan Vinyl yang Tertunda

Di tengah gemuruh industri musik yang terus berubah dan berkembang, terdapat kisah menarik tentang sebuah proyek apresiasi yang terusir oleh arus waktu. Bahkan, proyek tersebut hampir terlupakan, hingga akhirnya bangkit kembali dengan semangat yang menggelora. Ini adalah kisah tentang album substansial yang layak dilestarikan ke dalam format vinyl. Kali ini Agrikulture mempersembahkan rilisan vinyl dari karya-karya terbaik mereka.

Agrikulture adalah grup musik yang sudah mulai berkiprah di dunia musik sejak paruh pertama dekade 2000-an. Sekarang, Agrikulture terdiri dari tiga orang personil inti; Hogi Wirjono, Fandy DFMC, dan Ade Koestomo.

Dari Percakapan dengan Fandy Irfan, seorang tokoh penting dalam perjalanan perilisan album vinyl Agrikulture menginisiasi untuk menghadirkan kembali album perdana Agrikulture yang ditawarkan oleh Laidback Blues Records terjadi pada tahun 2017 ketika bincang tawa canda di Pasar Santa berbuah tawaran kerjasama.

Setelah 7 tahun berlalu, akhirnya project ini dapat terealisasi. Bergandeng dengan LaMunai Records, membuat Project LALA Records yang fokusnya menghadirkan rilisan-rilisan terbaik yang mereka kurasi kedalam bentuk piringan hitam.

“Awalnya inisiasinya ini datang dari Laidback Blues Records waktu itu, tapi akhirnya project ini dijalankan bareng & La Munai Records, proyek gabungannya jadi LALA records yang bermarkas di kemang,” ujar Fandy.

Namun tantangan besar muncul ketika upaya untuk merilisnya ke dalam bentuk vinyl menghadapi kendala yang tak terduga. “Salah satu hambatan terbesar adalah tercecernya arsip data album perdananya yang dirilis pada bulan Juli 2007. Data-data tersebut tersebar di berbagai medium hard drive milik teman-teman. Mulai dari file audio hingga cover album beserta foto-foto publisitas, semuanya berada dalam keadaan terpecah belah.” lanjut Fandy berkisah tentang perjalanan rilisan ini.

“Baru pada tahun ini, proyek tersebut akhirnya terealisasi, meskipun dengan beberapa kesulitan. Salah satunya adalah kesulitan dalam menemukan artwork cover album yang asli. Bahkan, sang desainer, Darbotz, mengalami kesulitan karena komputernya mengalami crash. Hal ini tidak mengherankan mengingat desain tersebut dibuat pada tahun 2006, dimana sistem dan teknologi telah mengalami banyak perubahan sejak saat itu.” tambahnya.

Tidak hanya itu, dengan banyaknya track Agrikulture di dalam album tersebut, menjadikan satu vinyl tidak cukup. Akhirnya, diputuskan untuk membuat double vinyl set yang terdiri dari 12 inch dan 7 inch. Keputusan ini diambil untuk memastikan keseluruhan karya Agrikulture dapat dinikmati dengan baik oleh para pendengar.

Proyek ini adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan rintangan, namun juga penuh dengan semangat dan ketekunan. Dari berbagi medium hard drive yang tercerai berai hingga crash-nya komputer sang desainer, semua itu menjadi bagian dari cerita yang akhirnya menghasilkan sebuah rilisan vinyl yang ditunggu-tunggu.

Dengan begitu, mari kita sambut dengan hangat kehadiran album ini dalam bentuk vinyl. Sebuah bukti dari dedikasi dan kecintaan terhadap karya musik yang akan terus hidup dan menginspirasi generasi-generasi mendatang.

Bagikan rubrik ini :